INTERAKSI.CO, Jakarta – Optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed serta maraknya aksi korporasi di dalam negeri memberi angin segar bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada perdagangan Kamis (10/07), analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan IHSG akan menguat ke level 6.970 hingga 7.000.
Sentimen utama datang dari global, khususnya dari arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17–18 Juni menunjukkan bahwa mayoritas pejabat The Fed masih percaya pemangkasan suku bunga akan dilakukan tahun ini.
Namun, terdapat perbedaan pandangan mengenai waktu yang tepat—sebagian mendorong pemangkasan pada Juli 2025, sementara lainnya menilai belum ada urgensi untuk pelonggaran.
Baca juga: KFC Indonesia Lepas 15% Saham Jagonya Ayam Indonesia ke Perusahaan Milik Keluarga Haji Isam
Di saat yang sama, ketegangan perdagangan kembali memanas. Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif baru untuk tujuh negara, termasuk Filipina dan Brunei. Bahkan Brasil dikenakan tarif impor hingga 50 persen. Langkah ini menciptakan ketidakpastian di pasar global, namun juga memicu rotasi aset ke saham teknologi AS.
Saham-saham berbasis teknologi, terutama produsen chip seperti Nvidia, melonjak dan membawa Nasdaq Composite ditutup pada rekor tertinggi. Penguatan ini memberi pengaruh positif terhadap sentimen di bursa regional, termasuk Asia dan Indonesia.
Dari dalam negeri, semarak aksi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) turut menyumbang euforia. Tercatat ada delapan perusahaan baru yang melantai pekan ini. Antusiasme investor terhadap emiten baru ini menjadi pendorong tambahan bagi IHSG.
Meski demikian, tantangan masih membayangi. Tarif resiprokal sebesar 32 persen yang akan dikenakan AS terhadap produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025 berisiko menurunkan daya saing ekspor nasional, terutama jika negara pesaing mendapat tarif lebih rendah.
Dari sektor riil, data penjualan mobil nasional menunjukkan pelemahan selama dua bulan berturut-turut—turun 22,6 persen (YoY) di Juni 2025. Namun, penjualan ritel menunjukkan perbaikan dengan pertumbuhan 1,9 persen (YoY) pada Mei, terbantu oleh lonjakan aktivitas belanja saat libur panjang.
Sementara itu, bursa saham global kompak menguat. Euro Stoxx 50, DAX Jerman, dan CAC 40 Prancis masing-masing naik lebih dari 1 persen. Di Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan signifikan, sementara Dow Jones sedikit terkoreksi.
Dengan kombinasi sentimen global dan domestik ini, pelaku pasar diharapkan tetap waspada namun optimis terhadap pergerakan IHSG dalam jangka pendek.