INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Sebuah video yang menarasikan Presiden Prabowo Subianto akan meliburkan sekolah selama satu bulan penuh pada Ramadan 2025 tengah viral di media sosial.

Dalam video tersebut, narasi menyebut, “Presiden Prabowo Subianto memberikan imbauan agar sekolah libur 45 hari hingga Syawal,” dikutip Senin (26/11/2024).

Benarkah informasi ini? Yuk, kita cek faktanya!

Jejak Pernyataan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019

Pada Pilpres 2019, saat Prabowo maju bersama Sandiaga Uno, wacana libur penuh selama Ramadan sempat menjadi sorotan. Kala itu, Sandiaga menyebut bahwa kebijakan ini akan diterapkan jika mereka terpilih. Hal ini diungkapkannya dalam rapat konsolidasi di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (15/3/2019).

“Ini adalah salah satu terobosan yang akan kami bawa,” kata Sandiaga ketika itu.

Dukungan terhadap kebijakan ini juga datang dari Koordinator BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar. Ia menambahkan bahwa libur penuh selama Ramadan tidak hanya berlaku bagi pelajar sekolah, tetapi juga mahasiswa.

“Pak Prabowo ingin anak-anak fokus mendalami agama Islam dan nilai-nilai toleransi selama Ramadan,” ujar Dahnil melalui Twitter pada 2019.

Baca juga: Prabowo Bawa Pulang Investasi Rp 294 Triliun, Hasil Lawatan ke Enam Negara

Meski isu tersebut kembali mencuat, faktanya hingga kini Presiden Prabowo belum membahas rencana libur sekolah satu bulan penuh selama Ramadan. Pemerintah pun telah menetapkan daftar hari libur dan cuti bersama 2025 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri pada 14 Oktober 2024.

Dalam SKB yang ditandatangani oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PAN-RB itu, libur nasional sepanjang 2025 tercatat berjumlah 16 hari. Tidak ada kebijakan khusus terkait libur penuh selama Ramadan.

Hingga saat ini, informasi tentang libur sekolah satu bulan penuh selama Ramadan 2025 masih sebatas isu. Presiden Prabowo belum pernah menyampaikan pernyataan resmi terkait hal tersebut. Pemerintah juga sudah menetapkan jadwal libur nasional tanpa mencantumkan kebijakan khusus untuk Ramadan.

Jadi, bijaklah dalam menyikapi informasi yang beredar. Cek fakta sebelum mempercayai.

Author