Lahir dari kegelisahan yang sama, Hajriansyah, Ketua DKB, bersama Dewan Penasihat DKB, Ilham Nor, melihat belum ada satupun ruang yang benar-benar menghimpun wajah kesenian Kota Seribu Sungai.

INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Di tepi Sungai Martapura, Sabtu, 13 September 2025, Rumah Anno jadi saksi lahirnya sebuah catatan penting: buku Peta Jalan Kesenian Kota Banjarmasin. Dewan Kesenian Kota Banjarmasin merupakan penggagas lahirnya karya ini.

Lahir dari kegelisahan yang sama, Hajriansyah, Ketua DKB, bersama Dewan Penasihat DKB, Ilham Nor, melihat belum ada satupun ruang yang benar-benar menghimpun wajah kesenian Kota Seribu Sungai.

Padahal, Banjarmasih memiliki ragam seni yang banyak, mulai dari seni tradisional hingga kontemporer. Dari sanggar kecil di kampung sampai komunitas di pusat kota.

Baca juga: Banjarmasin Art Week 2025, Bukan Sekadar Hiburan

Sebagai langkah pertama, dipilihlah buku untuk menghimpun data-data kesenian yang ada.

“Kalau tidak didokumentasikan, lama-lama orang lupa. Bahkan bisa diklaim pihak lain,” ujar Hajriansyah.

Buku Peta Jalan
Hajriansyah, Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin. Foto: Banjarmasin Art Week 2025

Proses penyusunan buku ini terbilang kilat. Hanya dalam dua bulan, Juli sampai Agustus, tim DKB meramu data mentah menjadi peta utuh. Mereka membagi, mengelompokkan, lalu menarasikan ulang jejak seni di Banjarmasin.

Rencananya, buku ini akan dipublikasikan secara digital dan bisa diakses publik. DKB juga berencana mendatangi sekolah-sekolah untuk memperkenalkan isinya.

“Seni kita panjang sejarahnya, semarak ragamnya. Kalau tidak dikenalkan, anak-anak hanya jadi penonton dan bisa lupa,” ujar Ilham.

Ia sebagai penikmat seni dan juga politikus, sebab sekarang berada di Komisi I DPRD Kota Kalsel, merasa politik dan seni pun bisa dijalankan beriringan. Dia berpikir banyak politisi yang sebenarnya punya jiwa seni, hanya saja ruang untuk itu belum sepenuhnya tersedia.

“Pelestarian seni pun tidak bisa lepas dari dukungan politik,” terangnya.

Editor: Puja Mandela

Author