INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, melakukan inspeksi mendadak ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih di Jalan Gubernur Soebarjo, Banjarmasin, Kamis (28/11).
Kunjungan ini menjadi salah satu langkah strategis dalam program kerja 100 hari Kementerian LH terkait pengelolaan sampah di Indonesia.
Didampingi Wakil Wali Kota Banjarmasin, H. Arifin Noor, serta jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Menteri LH menyoroti tantangan pengelolaan sampah di lahan basah seperti di TPA Basirih. Menurutnya, pendekatan sanitary landfill tidak lagi relevan dan perlu digantikan dengan solusi yang lebih modern dan efisien.
“Kondisi TPA Basirih membutuhkan inovasi. Kami mendorong pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang menggunakan teknologi seperti RDF (Refuse Derived Fuel) atau pirolisis,” ujar Menteri LH.
Optimalisasi Lahan untuk Solusi Modern
Kepala DLH Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love, menjelaskan bahwa TPA Basirih memiliki total lahan 39,5 hektare, di mana 21 hektare sudah terpakai. Dengan pembangunan TPST, lahan yang diperlukan akan jauh lebih sedikit, berkat penggunaan alat modern untuk pengolahan sampah.
“Pengolahan di TPST tidak hanya efisien secara lahan, tetapi juga dapat mengurangi dampak lingkungan. Ini adalah langkah besar bagi transformasi sistem pengelolaan sampah di Banjarmasin,” tambah Alive.
Inspeksi dari tim Kementerian LH akan dilakukan selama satu bulan ke depan untuk memberikan arahan teknis terkait rencana pembangunan TPST. Sementara itu, aktivitas di TPA akan dihentikan sementara untuk mendukung proses pengelolaan ulang sampah.
Fokus pada Transformasi Nasional
Alive menegaskan bahwa kunjungan ini tidak berkaitan dengan penilaian Adipura, melainkan merupakan bagian dari agenda nasional untuk mempercepat transformasi pengelolaan sampah.
“Ini bukan sekadar proyek lokal, tetapi upaya untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan secara nasional. Ke depan, TPA tradisional akan ditinggalkan, dan TPST menjadi standar baru,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, Banjarmasin diharapkan menjadi salah satu pelopor kota di Indonesia yang berhasil mengimplementasikan sistem pengolahan sampah modern, sekaligus memberikan contoh bagi daerah lain.