INTERAKSI.CO, Batulicin – Destinasi tanpa cerita ibarat peta tanpa makna. Kalimat ini menggambarkan semangat yang dibawa dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Storytelling Destinasi Wisata yang digelar Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan di Gimme Cafe, Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Rabu (18/6/2025).

Dalam kegiatan ini, dua narasumber utama dihadirkan: Novyandi Saputra, akademisi sekaligus etnomusikolog dari Universitas Lambung Mangkurat, dan Puja Mandela, pemred interaksidotco.

Novyandi tampil pertama. Dia membuka sesi dengan menekankan pentingnya mengangkat cerita dan makna di balik setiap tempat.

Menurutnya, tren global pariwisata saat ini mengarah pada wisata berbasis pengalaman dan keberlanjutan, bukan sekadar lokasi yang indah.

“Orang datang bukan hanya untuk foto. Mereka ingin tahu siapa yang tinggal di sini, bagaimana nilai budaya hidup di tempat ini,” kata Novyandi.

Ia menyebutkan bahwa Tanah Bumbu punya banyak potensi cerita: dari pantai, ritual budaya, hingga jejak spiritualitas. Namun, kekayaan itu sering kali gagal dipromosikan karena hanya disampaikan lewat kalimat-kalimat umum dan datar.

“Kalimat seperti ‘ayo ke kampung wisata kami’ sudah terlalu sering didengar. Solusinya adalah narasi yang jujur, hidup, dan menyentuh,” ujarnya.

Setelah Novyandi, giliran Puja Mandela yang membawakan materi dengan pendekatan khas jurnalisme modern.

Puja membagikan pemikirannya terkait pariwisata di Tanah Bumbu. Menurut dia, sejak 2016, pemerintah daerah sudah getol menggaungkan berbagai potensi wisata daerah.

“Tapi sembilan tahun kemudian, kita masih bicara potensi. Kapan kita bicara pariwisata yang benar-benar siap? Memang ini tugas yang tidak sederhana. Memang ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau pokdarwis saja. Ini tugas kita semua,” ucapnya.

Dia pun membagikan tips agar pokdarwis memiliki strategi untuk ikut mempromosikan pariwisata secara efektif dan menarik.

Salah satunya dengan meningkatkan wawasan tentang tren digital, memiliki kemampuan jurnalisme tingkat dasar, dan punya militansi pada daerah.

Ia juga mencontohkan bagaimana satu destinasi bisa dipromosikan lewat konten video pendek, narasi pendek, serta teknik penulisan yang menyentuh sisi manusia dan budaya.

Mendukung kedua narasumber, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dispar Kalsel, Mugeni, menyampaikan bahwa storytelling merupakan strategi penting dalam memperkuat daya saing pariwisata daerah.

“Kalimantan Selatan punya kekayaan budaya dan alam yang luar biasa. Tapi kekayaan itu harus dikemas dengan narasi yang menyentuh hati,” ujar Mugeni.

Ia berharap peserta bimtek tidak hanya mampu membuat konten menarik, tetapi juga menggali potensi lokal yang selama ini belum banyak disuarakan.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata, Nor Yana, menyampaikan saat ini Tanah Bumbu punya lima destinasi wisata unggulan.

Di antaranya, Pantai Pagatan, Pantai Rindu Alam, Pantai Angsana, Pulau Burung, dan Goa Liang Bangkai.

Belakangan, satu destinasi wisata mencuat dan mulai populer yakni Agro Techno Park Desa Batulicin Irigasi.

Kegiatan ini diikuti oleh anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari berbagai wilayah di Tanah Bumbu.

Para peserta tak hanya menerima materi teoritis, tetapi juga diajak untuk praktik langsung untuk menceritakan objek wisata di masing-masing daerah.

Author