Oleh Puja Mandela

PRIMITIVE MONKEY NOOSE memiliki taste yang berbeda dalam lagu barunya: Biarlah Terjadi. Meski masih mengusung formula yang sama, tetapi nyatanya band asal Batulicin, Kalimantan Selatan ini berhasil membuat lagunya tidak terkesan ‘begitu-begitu saja’.

Satu alasan paling logis mengapa lagu ini berbeda yakni karena gaya penulisan liriknya. Jika biasanya lirik-lirik Primitive Monkey Noose bergaya lugas sekaligus sarkas khas Richy Petroza, lirik Biarlah Terjadi yang ditulis oleh Robi Navicula, berisi pesan tentang kebersamaan, persaudaraan, sekaligus nasihat yang masih nyaman untuk disimak dan didengarkan.

Dari sisi musikalitas, Primitive Monkey Noose masih konsisten dengan warna yang mereka pilih: punk rock banjar. Gebukan drum, petikan panting, dan raungan gitar penuh distorsi, masih menjadi strategi paling ampuh untuk menjadi menu pembuka nyaris di setiap lagu mereka. Di masa lalu, ada cukup banyak band yang sukses dengan formula ‘pembuka lagu’ semacam ini. The Rolling Stones dan AC/DC bisa jadi contohnya.

Namun, sesekali, si bassis, Denny, mungkin perlu mengusulkan kepada Richy agar betotan bass-nya yang khas itu bisa menjadi opsi di bagian intro pada karya-karya Primitive Monkey Noose selanjutnya. Selain alasan estetika, yaaa… biar si Denny nggak nganggur aja di setiap bagian awal lagu. Dan anggap saja ini permintaan khusus dari pendengar yang banyak maunya.

14 Ribu Views Dalam Dua Minggu

Primitive Monkey Noose
Primitive Monkey Noose Official

Sejak dirilis sekira dua minggu lalu, Biarlah Terjadi mendapat apresiasi positif dari penikmat musik. Views-nya hingga tulisan ini dirilis mencapai 14 ribu di kanal Bertuah Records.

Music video Biarlah Terjadi menampilkan lima personel band asal Batulicin itu di dalam sebuah studio. Meski konsepnya sederhana, karena hanya menggunakan satu lokasi, tetapi garapan video dari Lyeon Universe membuat klip tersebut tidak terkesan membosankan.

Baca juga: Primitive Monkey Noose Gubah Lagu Robi Navicula, Richy: Liriknya Sangat Kuat!

Salah satu bagian paling epik dari video klip tersebut saat scene yang sebelumnya penuh warna beralih menjadi hitam putih, lalu Richie Petroza muncul sendirian sembari menyanyikan lirik “Adillah berbagi air/pintarlah merawat api/dunia ini bukan kau sendiri/buat hidupmu berarti.” Lirik yang menggugah ditambah konsep video klip yang sederhana tapi cerdas, saya kira Biarlah Terjadi menjadi salah satu lagu terbaik yang pernah dirilis Primitive Monkey Noose.

Biarlah Terjadi juga menjadi semacam penanda bahwa eksistensi band ini tidak terlalu terganggu meski kaptennya, Richy Petroza, super sibuk mengurus hal-hal ‘duniawi’ di luar sana. Meski hanya berupa single, tetapi ini tetap penting sebagai penanda bahwa mereka tetap ada, dan mungkin, akan selalu ada.

Di samping itu, tentu saja agar nama Primitive Monkey Noose tidak ditelan oleh lagu-lagu pop overmelankolis, DJ TikTok, atau lagu viral milik musisi berkacamata hitam yang super alay itu. Saya tentu tak perlu menyebut judulnya, sebab Richy Petroza pasti tak menyukainya.

Author