“Dunia penuh dusta, tapi yakinlah kau tak terluka.”

*

INTERAKSI.CO, Batulicin – Kalimat itu membuka Lagu untuk Nada, sebuah elegi lembut dari Puja Mandela yang bukan hanya ditujukan untuk darah dagingnya, tetapi juga untuk dunia yang sedang kehilangan arah.

Ditulis dalam satu malam yang sunyi, Lagu untuk Nada menjelma menjadi lebih dari sekadar surat cinta seorang ayah kepada anaknya.

Ia adalah pernyataan sikap, doa yang disamarkan jadi melodi, dan kritik sosial yang disampaikan dengan lugas, tanpa metafora.

Puja Mandela, jurnalis dan musisi asal Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menyebut lagu ini lahir dari kegelisahan seorang orang tua—dan juga rakyat biasa.

“Lagu ini menjadi pesan saya sebagai orang tua dan sebagai rakyat Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Pagelaran Musik Rock Tanah Bumbu dan Energi yang Tak Pernah Habis

Sampul single “Lagu untuk Nada” dari Puja Mandela. Foto: Puja Mandela

Tak ada orkestrasi berlebihan dalam aransemennya, hanya gitar, vokal, dan kejujuran. Namun di balik kesederhanaan itu, tersimpan lapisan emosi yang dalam. Lagu ini, kata Puja Mandela, akan menemukan makna sejatinya di masa depan.

“Lagu ini akan mencapai puncaknya saat suatu hari nanti, mungkin anak saya akan mengalami kesulitan dalam hidupnya, lalu dia memutar lagu ini untuk menghibur hatinya. Dan dia akan ingat bahwa doa orang tuanya selalu menyertai sepanjang hidupnya,” tuturnya.

Lagu untuk Nada baru saja dilaunching di Owner Coffe, Simpang Empat, Tanah Bumbu pada Minggu 18 Mei 2025.

Lagu untuk Nada sudah bisa didengarkan di seluruh platform musik streaming. Video liriknya juga baru saja dirilis dan bisa ditonton di channel Puja Mandela Official.

Author