INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Bunda Nunung berkunjung ke Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Darpusda) Kota Banjarbaru pada Senin (12/8/2024) siang.

Kunjungan itu berarti romantisme bagi Penjabat Sekda Kota Banjarbaru itu. Sebab, sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kalsel, wanita bernama Hj. Nurliani itu lebih dahulu mengabdi sebagai Kepala Darpusda Banjarbaru.

“Karena ada sejarah dan romantisme tersendiri bagi saya memulai karier sebagai eselon 3 di sini. Kemudian menghantarkan meniti karier sebagai Kadispersip Kalsel, hingga diberi amanah sebagai Pj Sekda oleh Gubernur Kalsel,” katanya di sela kunjungan.

Dalam kunjungan itu, Bunda Nunung didampingi Asisten Administrasi Umum Setda Kota Banjarbaru, Rahma Khairita.

Kedatangan Pj Sekda Banjarbaru disambut Kepala Disarpusda Kota Banjarbaru, Slamet Riyadi, bersama Sekretaris Disarpusda Kota Banjarbaru, Nahwan.

Kunjungan itu juga sekaligus membicarakan rencana kegiatan penyelenggara pembudayaan kegemaran membaca dan literasi masyarakat tahun 2024 oleh Perpusnas RI.

Kegiatan Duta Baca Indonesia dengan mengangkat tema “Membaca itu Sehat, Menulis itu Hebat”, diisi dengan sosialisasi dan pelatihan menulis tentang kearifan lokal.

Sementara itu, seiring perkembangan teknologi informasi, Bunda Nunung mengharapkan perpustakaan Kota Banjarbaru memberikan pelayanan berbasis teknologi dengan inovasi yang dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk membaca dan berkunjung ke perpustakaan.

“Perpustakaan mengembangkan pelayanan agar masyarakat lebih berminat ke perpustakaan seperti adanya fasilitas wi-fi, ruang baca yang nyaman, hingga toilet-nya demi kenyamanan pemustaka,” kata Kadispersip Kalsel ini.

Disamping itu, Pj Sekda Banjarbaru menginginkan perpustakaan Banjarbaru menyediakan sebuah informasi beragam yang bisa diakses semua kalangan masyarakat mencari dan mendapatkan bahan pustaka maupun bacaan.

“Tak hanya tempat buku, perpustakaan menjadi tempat inklusi sosial semua kalangan masyarakat. Itu yang saat ini dikembangkan Perpusnas RI ke seluruh perpustakaan di Indonesia,” ujarnya.

Sekadar diketahui, transformasi pelayanan perpustakaan yang berbasis inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.

Salah satu pemustaka yang kerap berkunjung ke Disarpusda Kota Banjarbaru, Tri Fitriani, mengaku layanan di perpustakaan Kota Banjarbaru sangat bagus.

“Perpustakaan Banjarbaru sangat akomodatif terhadap kebutuhan masyarakat, wifi internetnya cepat, toilet bersih, AC dingin, dan ruangan sangat kondusif,” ujarnya.

Author