INTERAKSI.CO, Jakarta – Nilai saham raksasa teknologi Amerika Serikat kembali melonjak pada Senin (12/5/2025), dipicu oleh kabar penangguhan tarif antara AS dan China.
Dikutip dari CNBC, kelompok saham teknologi unggulan Magnificent 7—yang mencakup Apple, Amazon, Nvidia, dan lainnya—mencatatkan lonjakan nilai pasar kolektif sebesar US$837,5 miliar.
Jika dikonversi, nilainya mencapai sekitar Rp13.835 triliun (dengan kurs Rp16.520 per dolar AS), menjadi kenaikan terbesar sejak 9 April lalu.
Pemicunya adalah kesepakatan antara AS dan China untuk menangguhkan sebagian besar tarif pada sejumlah produk, sebuah langkah yang langsung disambut positif oleh para investor. Ketegangan dagang selama ini telah menekan industri teknologi global, terutama semikonduktor dan elektronik.
Saham Nvidia naik 5 persen, diikuti oleh AMD dan Qualcomm yang juga mencatatkan kenaikan serupa.
Saham Broadcom bahkan melesat lebih dari 6 persen, sementara Marvell—yang pekan lalu sempat menunda agenda investor karena ketidakpastian ekonomi—melonjak hingga 8 persen.
Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Ruang Manuver Bank Indonesia Semakin Terbatas
TSMC, produsen chip terbesar dunia, turut mengalami kenaikan saham sekitar 6 persen dalam perdagangan di AS. Namun, saham TSMC yang terdaftar di Taiwan belum sempat merespons karena bursa di sana telah tutup sebelum pengumuman tarif dirilis.
Di pasar Eropa, ASML—pemasok mesin litografi tercanggih untuk produksi chip—ikut naik 6 persen, dan Infineon Technologies juga menguat.
Sementara itu, Apple dan Amazon turut menikmati lonjakan nilai saham dari kabar tersebut.
Saham Apple naik hingga 6 persen, meski masih dibayangi potensi biaya tambahan sebesar US$900 juta akibat tarif baru untuk kuartal berjalan. Padahal, sekitar 90 persen produksi iPhone masih dilakukan di China.
Amazon mencatat lonjakan saham hingga 8 persen, karena banyak penjual di platformnya mengandalkan rantai pasok dari China.
Tak ketinggalan, saham teknologi China seperti Alibaba, JD.com, dan Baidu yang terdaftar di bursa AS juga ikut menguat.
Meski demikian, penangguhan tarif ini bersifat sementara. AS belum mencabut bea tambahan secara permanen, dan hal ini masih menjadi perhatian bagi investor—terutama mereka yang menggenggam saham berisiko tinggi.
Daniel Ives, Kepala Riset Teknologi Global di Wedbush Securities, menyebut momen ini sebagai titik balik penting bagi sektor teknologi.
“Pagi ini adalah kemenangan besar bagi pasar. Kami memandang ini sebagai skenario terbaik pasca akhir pekan,” ujarnya.
“Fokus investor kini tertuju pada kelanjutan dialog dagang dalam beberapa bulan mendatang,” lanjutnya.