INTERAKSI.CO, Spanyol – Spanyol menjadi salah satu negara Eropa yang paling tegas bersuara, dengan membatalkan kontrak pengadaan amunisi senilai 6 juta Euro atau sekitar Rp115 miliar dari perusahaan militer Israel.

Langkah ini diambil setelah media Spanyol mengungkap bahwa pemerintah Madrid memesan 15 juta butir peluru dari produsen senjata Israel pada musim gugur 2023.

Perdana Menteri Pedro Sanchez merespons temuan tersebut dengan menyatakan bahwa kontrak tersebut akan segera dibatalkan.

“Kami tidak akan membeli atau menjual senjata ke Israel. Pemerintah tengah mempertimbangkan langkah hukum yang dapat diambil,” ujar seorang pejabat pemerintah Spanyol.

Baca juga: Istanbul Diguncang Gempa Magnitudo 6,2, WNI: “Kami Panik dan Langsung Berhamburan”

Spanyol sejak awal telah bersikap kritis terhadap operasi militer Israel di Gaza. Sejak 2023, negara itu telah memberlakukan embargo penjualan dan pembelian senjata terhadap Israel.

Pembatalan kontrak ini memperkuat posisi Spanyol sebagai salah satu negara Eropa yang konsisten mendukung Palestina.

Kebijakan ini pun bukan sekadar respons terhadap kondisi terkini. Pada 28 Mei 2024, Spanyol bersama Irlandia dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina.

Tak hanya itu, Madrid juga menyatakan dukungan atas gugatan genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) pada Oktober 2024.

Namun langkah berani ini tidak tanpa risiko politik. Perdana Menteri Sanchez kini menghadapi tekanan di parlemen setelah sebelumnya menyatakan bahwa Spanyol tidak melakukan transaksi senjata dengan Israel sejak 2023.

Partai oposisi menuding pemerintah gagal memastikan keamanan dalam negeri, karena amunisi itu sejatinya ditujukan untuk kebutuhan pasukan keamanan nasional.

Di sisi lain, pemerintah Israel melalui Kementerian Luar Negeri mengecam keras keputusan Spanyol. Dalam pernyataan kepada Agence France-Presse (AFP), Israel menuduh Spanyol telah “mengorbankan keamanan demi kepentingan politik”.

“Israel mengutuk keras keputusan pemerintah Spanyol membatalkan kontrak dengan IMI Systems serta komitmennya untuk tidak menyelesaikan kesepakatan pertahanan di masa depan,” tegas pernyataan resmi Israel.

Keputusan Spanyol menjadi preseden penting di tengah meningkatnya tekanan global terhadap agresi militer Israel. Saat banyak negara memilih diam, Spanyol menunjukkan bahwa politik luar negeri berbasis kemanusiaan dan keadilan masih mungkin diperjuangkan.

Author