INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Bohemian Rhapsody menjadi salah satu lagu yang dimainkan Dewa 19 pada event MP3 Fest yang berlangsung di Amanah Borneo Park Banjarbaru, Jumat (7/6/2024) malam.

Lagu yang pertama kali dirilis oleh Queen pada 1975 dan menjadi trek andalan di A Night At the Opera itu dibawakan oleh Marcello Tahitoe dengan penghayatan dan power yang mengagumkan. Sayatan gitar Andra Ramadhan dan dentingan piano Ahmad Dhani pada lagu tersebut benar-benar sukses membius penonton.

Republik Cinta Management membawa nyaris seluruh artisnya pada event MP3 Fest yang berlangsung di kawasan Amanah Borneo Park, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu 8 Juni 2024.

Dewa 19 featuring Virzha dan Ello jelas menjadi magnet utama pada festival ini. Kemudian ada Mulan Jameela, The Lucky Laki dan Mahadewi yang juga ambil bagian. Hanya T.R.I.AD dan The Virgin yang tak ikut diboyong. Nama lain di luar manajemen Republik Cinta adalah Nadin Amizah dan Haira yang sudah tampil duluan pada sore hari.

Dewa 19 membuka penampilannya dengan lagu Angin yang nge-beat, Ahmad Dhani Cs langsung memainkan Arjuna yang masih termasuk di dalam album yang sama: Cintailah Cinta (2002).

Band asal Surabaya itu kemudian memainkan lagu-lagu hitsnya. Di antaranya, Takkan Ada Cinta yang Lain, Kau yang Kusayang, Mistikus Cinta, Pupus, Bohemian Rapshody, Roman Picisan, Sayap-sayap Patah, Dewi, Risalah Hati, Perempuan Paling Cantik di Indonesia, Dua Sejoli, Kangen, dan Sedang Ingin Bercinta.

Ahmad Dhani, Andra Ramadhan, Yuke Sampurna, Agung, Ello dan Virzha menutup penampilan Dewa 19 dengan membawakan lagu sejuta umat: Separuh Nafas. Sebuah lagu yang sebenarnya tak disukai Ahmad Dhani, terutama pada versi album Bintang Lima (2000).

Ello membawakan Bohemian Rapshody dengan penghayatan dan peforma yang power full. Foto-Erwin Prasetya/Interaksi.co

Tak Lekang Dimakan Zaman

Dewa 19 sudah membuktikan bahwa karya-karyanya tak lekang oleh waktu. Sejak merilis album perdana pada 1992 yang sukses melejitkan ‘Kangen’, Dhani Cs terus berkembang pada album kedua ‘Format Masa Depan’, lalu makin mantap di album ‘Terbaik-Terbaik’ dan menemukan puncak kejayaan artistiknya pada album Pandawa Lima yang dirilis pada 1997.

Album Bintang Lima yang dirilis tiga tahun kemudian menjadi momen epik kembalinya Dewa 19 bersama vokalis baru: Once. Album ini mencatat penjualan lebih dari satu juta kopi. Eksistensi Dewa 19 terus berlanjut dan makin terdengar komersial di album Cintailah Cinta yang salah satu lagu hitsnya adalah Pupus.

Selanjutnya, Dewa 19 harus bertahan di tengah gempuran band-band baru yang laris manis pada pertengahan 2000-an. Virus pop melayu mulai merebak pada 2008 sedikit banyak ikut memengaruhi eksistensi Dewa 19.

Band ini akhirnya vakum sejak 2012 dan comeback pasca Covid-19 dengan cara yang elegan. Konser-konsernya yang digelar di stadion selalu full. Namanya kembali dibicarakan banyak orang, termasuk dari kelompok usia yang tak sezaman dengannya.

Melihat perjalanan karirnya, kesuksesannya, hingga kontroversi yang menyertainya, harus diakui Dewa 19 saat ini sedang menuju gerbang keabadian bersama para pendahulunya.

 

Author