INTERAKSI.CO, Jakarta – Koalisi internasional Freedom Flotilla kembali menantang blokade laut Israel terhadap Jalur Gaza dengan mengirimkan kapal baru bernama Handala yang berangkat dari Sirakusa, Italia, pada Sabtu (13/7/2025).
Upaya ini dilakukan beberapa pekan setelah kapal sebelumnya, Madleen, disita secara paksa oleh militer Israel di perairan internasional. Sebanyak 12 penumpangnya ditahan dalam insiden tersebut.
Dalam pernyataannya di platform X (sebelumnya Twitter), Freedom Flotilla menyatakan bahwa pelayaran Handala dilakukan sebagai bentuk solidaritas global untuk masyarakat Gaza, khususnya anak-anak yang terdampak konflik berkepanjangan.
“Kami kembali berlayar demi anak-anak Gaza dan membawa bantuan kemanusiaan, sekaligus pesan kuat tentang solidaritas dunia terhadap pengepungan ilegal dan mematikan oleh Israel,” tulis mereka.
Baca juga: Kim Jong Un Tegaskan Dukungan Penuh Korea Utara untuk Rusia dalam Krisis Ukraina
Meski belum diumumkan secara resmi, jumlah penumpang kapal Handala diperkirakan mencapai 18 orang, termasuk dua anggota parlemen dari partai kiri radikal Prancis, La France Insoumise (LFI).
Handala membawa bantuan kemanusiaan dan berlayar dalam kondisi pengawasan ketat karena pelayaran ini dianggap tindakan provokatif oleh Israel.
Namun, para aktivis menegaskan bahwa misi ini damai dan bertujuan menyuarakan hak asasi masyarakat Palestina.
Pada 6 Juni 2025, kapal Madleen yang berbendera Inggris berangkat dari Sisilia dalam misi serupa. Namun, hanya tiga hari kemudian, kapal itu dicegat oleh pasukan militer Israel dan seluruh awak serta penumpang—berjumlah 12 orang—ditangkap.
Insiden itu memicu kecaman luas dari berbagai organisasi kemanusiaan internasional, yang menilai tindakan Israel melanggar hukum internasional karena terjadi di luar wilayah yurisdiksinya.
Blokade Israel terhadap Gaza telah diberlakukan sejak 2007, dan sering menjadi sorotan tajam dari komunitas internasional, terutama terkait dampaknya terhadap krisis kemanusiaan.
Freedom Flotilla dikenal sebagai salah satu jaringan solidaritas global yang konsisten menentang blokade ini melalui aksi nyata, termasuk mengirimkan kapal bantuan dari berbagai negara.