INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat bahwa prevalensi diabetes melitus pada penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil pengukuran kadar gula darah, prevalensi ini naik menjadi 11,7 persen dari 10,9 persen pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

Dokter di KSM Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia, dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD-KR, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus diabetes di usia muda disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, salah satunya kebiasaan konsumsi gula berlebihan.

“Pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan dan minuman tinggi gula atau lemak, menjadi salah satu pemicu utama diabetes,” ujar Faisal pada Jumat, 10 Januari 2025.

Resistensi Insulin dan Penyebab Diabetes Tipe 2

Faisal menjelaskan bahwa diabetes melitus (DM) tipe 2 erat kaitannya dengan gaya hidup. Penyakit ini terjadi karena resistensi insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Resistensi insulin dapat muncul akibat kebiasaan konsumsi gula atau karbohidrat tinggi, kurang olahraga, asupan lemak berlebih, kebiasaan merokok, dan minimnya konsumsi serat dari sayuran.

“Ketika insulin tidak mampu mengendalikan kadar gula darah, risiko diabetes tipe 2 semakin besar,” paparnya.

Kebiasaan Tidak Sehat di Kalangan Anak Muda

Faisal menyoroti gaya hidup anak muda masa kini yang cenderung tidak sehat, seperti sering mengonsumsi jajanan tinggi gula dan lemak serta kurang melakukan aktivitas fisik. Survei SKI 2023 juga menunjukkan bahwa 56,5 persen anak muda merupakan perokok aktif, yang memperbesar risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan penyakit jantung.

“Gaya hidup ini jelas tidak sehat dan meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik,” tegasnya.

Faktor Lain yang Memicu Diabetes

Selain pola makan, Faisal menyebut bahwa berat badan berlebih juga menjadi faktor risiko utama diabetes tipe 2. Ia menjelaskan bahwa diabetes tidak hanya terbatas pada tipe 2, tetapi juga mencakup tipe 1 (penyakit autoimun), diabetes gestasional yang terjadi pada kehamilan, serta diabetes akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

Faisal merekomendasikan konsumsi gula tambahan tidak melebihi 50 gram atau empat sendok makan per hari. Ia juga menyarankan agar kebutuhan karbohidrat dipenuhi sebesar 45–60 persen dari total kebutuhan kalori.

“Dengan pengaturan pola makan yang baik, risiko diabetes dapat diminimalkan,” tutupnya.

 

Author