INTERAKSI.CO, Batulicin – Setelah isu dugaan pelecehan di Kemenag Tanah Bumbu mencuat ke publik, oknum pejabat berinisial R di lembaga tersebut dikabarkan mundur dari jabatannya.
Kabar tersebut beredar luas di lingkup Kemenag Tanah Bumbu. Saat interaksidotco mengonfirmasi kabar ini, Kepala Kanwil Kemenag Kalimantan Selatan, Muhammad Thambrin memberikan sedikit jawaban yang mengisyaratkan hal tersebut.
“Masih kita tunggu suratnya,” kata Thambrin, Selasa (22/4/2025).
Kabarnya, posisi R di Kemenag Tanah Bumbu akan digantikan oleh pelaksana harian. Dia akan bertugas menggantikan R mulai Rabu (23/4).
Sejak kemarin, Interaksidotco sudah meminta izin untuk mengonfirmasi hal ini kepada R. Namun, pesan yang dikirim via WhatsApp tidak berbalas.
ASN Kemenag Menolak Skandal
Sementara itu, saat isu dugaan pelecehan ini mengemuka, sejumlah ASN Kemenag ramai-ramai mengunggah foto dengan narasi “Kami ASN Kemenag Tanah Bumbu menolak keras skandal pejabat yang melanggar kode etik Kementerian Agama”.
Dalam flayer yang beredar, mereka juga menulis “Menjaga moral dan marwah Kabupaten Tanah Bumbu, Bumi Bersujud, sebagai kabupaten yang agamis”.
Sebagai informasi, isu dugaan pelecehan menyeruak dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanah Bumbu. Korbannya adalah F, ASN di lembaga tersebut.
Terduga pelaku adalah atasan di lingkup Kemenag. F pun melaporkan peristiwa itu ke Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI. Dia mengaku mengalami pelecehan verbal hingga seksual sejak 2024.
“Lebih ke (pelecehan) verbal. Sering mau ke rumah. Awalnya, karena memang untuk kerjaan. Jadi saya tidak masalah selama itu menyangkut dengan pekerjaan,” ujar F kepada Interaksidotco, Minggu, (20/4/2025).
Oknum pejabat Kemenag itu, kata F, kerap kali menelepon hingga menunggu di depan rumah, baik pagi maupun malam. Awalnya F merasa risih, tapi lama-lama ia merasa seperti diteror.
“Tapi semakin ke sini, keinginannya berbeda. Mulai mengajak staycation dan lain-lain. Lalu saya tutup pintu dan tidak memperbolehkan oknum tersebut ke rumah lagi untuk urusan pekerjaan,” sambungnya.
F juga mengaku pernah mengalami pelecehan fisik pada September 2024. Meski sempat menyimpan pengalaman buruknya, akhirnya F tak tahan. Dia pun menceritakan hal tersebut kepada rekannya.
“Akhirnya saya cerita kepada salah satu staf di Kemenag Tanah Bumbu. Kemudian juga kepada beberapa orang di Kemenag. Termasuk kakek saya yang memang bekerja di sini. Namun setelah oknum tersebut mulai mengganggu dengan memegang dan sebagainya, baru saya bicara dengan orang tua,” tambahnya.
Di luar dari persoalan itu, ternyata ada masalah lain yang muncul. Istri si oknum pejabat justru melaporkan F, seolah-olah dirinya yang mengganggu suaminya. Padahal, kata F, faktanya tidak begitu.
Untuk diketahui, istri si oknum pejabat itu tidak tinggal di Tanah Bumbu dan bekerja di Banjarmasin. Menurut F, istri pejabat itu tidak mengetahui secara langsung kejadian yang dia alami.
“Hasil BAP kemarin, jatuhnya istrinya tidak tahu dan cuma peduli dengan foto-foto yang ada. Menganggap saya yang mengganggu keluarga mereka. Tapi ada konfirmasi juga dari oknum bahwa keadaan ini sudah pernah terjadi sebelumnya dan ini yang keempat kalinya,” tuturnya.
Saat ini, laporan pengaduan F melalui Sistem Informasi Pengaduan Masyarakat (Simdumas) Itjen Kemenag RI per 20 April 2025 telah masuk tahap Audit Investigasi.
“Sejauh ini infonya, masih menunggu Surat Tugas dari Inspektorat Jenderal Kemenag Pusat untuk turun melakukan investigasi ke Kalsel,” tandasnya.
Editor: Puja Mandela