INTERAKSI.CO, Banjarmasin – “Tenung” mengisahkan teror ilmu hitam yang menimpa keluarga Ira, seorang gadis Bandung di tahun 1990.

Saat sang ibu, Linda, mulai sakit dan bertingkah aneh, kepala desa menyarankan Ira memanggil dua saudaranya, Ari dan Ara, dari Jakarta. Namun kehadiran mereka tidak menyelesaikan masalah—justru teror semakin menjadi hingga Linda mengalami mati suri.

Melalui surat-surat yang Ira kirim ke sahabat penanya, Kang Fial, terungkap bahwa ibunya terkena sihir atau tenung. Pertanyaannya: siapa pelaku pengirim tenung itu, dan bagaimana nasib keluarga Ira selanjutnya?

Baca juga: Setelah 15 Tahun Vakum, Rieke Diah Pitaloka Comeback Lewat Film Agen +62

Disutradarai oleh Rizal Mantovani dan diadaptasi dari novel karya Risa Saraswati dan Dimasta, Tenung mencoba membawa nuansa horor klasik Indonesia yang dibumbui unsur mistik, tetapi dikemas dalam suasana 90-an.

Setting 1990-an cukup terasa lewat properti dan kostum, tapi tidak terlalu mempengaruhi alur cerita kecuali pada gaya komunikasi lewat surat-menyurat ala sahabat pena.

Sayangnya, sebagian besar adegan hanya berlangsung di satu rumah, dengan beberapa scene tambahan di luar dan pasar yang tidak cukup menyegarkan suasana visual.

Efek visual menjadi titik lemah film ini. Misalnya, visualisasi tangan-tangan iblis terlihat kasar dan terlalu animasi, merusak atmosfer horor yang ingin dibangun. Namun, scoring-nya cukup intens, memanfaatkan jumpscare di berbagai adegan yang membuat penonton terus waspada.

Dari sisi cerita, ada plot twist yang cukup menarik namun sayangnya tidak dieksekusi maksimal, membuat ruang narasi terasa sempit. Bahkan ending-nya terasa terburu-buru.

Performa para aktor dalam film ini patut diapresiasi, dengan Seroja Hafiedz (Linda) menjadi nyawa utama lewat akting luar biasa yang meyakinkan—mulai dari rasa sakit, raut menyeringai, hingga teriakan horor.

Emir Mahira (Ari) tampil kuat sebagai sosok yang ketus namun penuh kepedulian, dengan ekspresi ketakutan dan keraguan yang ditampilkan dengan baik.

Sementara itu, Aisyah Aqilah (Ira) memberikan performa cukup solid sebagai protagonis utama, meskipun perkembangan karakternya terasa kurang mendalam.

Film Tenung berhasil menghadirkan kengerian khas horor lokal, lengkap dengan unsur mistik dan keluarga. Meski terbatas secara teknis dan visual, atmosfer horornya tetap berhasil menggigit.

Untuk penggemar film horor Indonesia, Tenung tetap layak ditonton, meski bukan yang terbaik di genre ini.

Author