INTERAKSI.CO, Batulicin – Intensitas hujan di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan sedang tinggi. Itu menyebabkan dua kabupaten; Tanah Bumbu dan Kotabaru terendam banjir.

Di Kotabaru, banjir terjadi di kawasan Jalan Jelapat, Desa Semayap, Kecamatan Pulau Laut Utara. Banjir menggenang cukup tinggi hingga meerendam bangunan.

Sementara di Tanah Bumbu, banjir merendam kawasan Jalan Nasional di wilayah Kecamatan Sungai Loban. Hal itu menyebabkan kemacetan panjang di jalan poros tersebut. Salah satu bagian oprit jembatan di kawasan itu runtuh dan saat ini dalam posisi dibongkar.

Peringatan BMKG

Melalui siaran pers, BMKG mengingatkan masyarakat, meski sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, tetapi tetap ada potensi hujan di sejumlah wilayah.

Kondisi ini terjadi akibat beberapa faktor dinamika atmosfer. Pertama, aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di Jawa bagian barat yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat dan termasuk Jabodetabek.

Kedua, teramatinya pola pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi), suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa. Lalu, labilitas atmosfer yang tinggi serta adanya indikasi adveksi dingin dari selatan Jawa sehingga menyebabkan kelembapan yang tinggi di wilayah pulau Jawa.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto di Jakarta (03/06/2024) menyatakan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan.

Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin, adanya pola sirkulasi siklonik, serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

“Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024”, imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menambahkan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 3 – 9 Juni 2024 dapat terjadi di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.

Andri menyampaikan juga agar masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem meskipun sebagain besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau.

“Dampak yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem dapat meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang,” jelasnya.

Foto-MRI Tanah Bumbu

Author