INTERAKSI.CO, Jakarta – Konser penyanyi Bruno Mars pada hari pertamanya di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Rabu (11/9/2024) malam, meninggalkan sejumlah keluhan dari penonton.

Masalah utama yang dihadapi adalah akses menuju Stadion JIS yang mengalami kemacetan parah dan maraknya parkir liar di sepanjang jalan.

Karin (25), seorang pekerja perkantoran yang menyaksikan pertunjukan tersebut, mengungkapkan pengalamannya.

“Gue ke JIS, itu parkir di parkir Kemayoran, lanjut naik ojek kurang lebih 1,5 jam, karena (jalanan) stuck,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (12/9/2024).

Menurut Karin, kemacetan terus berlanjut saat mendekati stadion.

“Jalan sempit, ditambah banyaknya parkir liar menjadi biang keladi kemacetan tersebut,” katanya.

Ia menduga bahwa parkir liar terjadi karena tidak adanya area parkir resmi di Stadion JIS.

“Jalan sempit, ditambah banyaknya parkir liar menjadi biang keladi kemacetan tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Karin menyoroti masalah pencahayaan di tribun stadion selama konser berlangsung.

“Gue enggak tahu lampunya dimatiin atau memang enggak nyala, atau enggak berfungsi. Pas keluar dari Gate 4, jadi pas keluar lumayan chaos,” tuturnya.

Dia menambahkan bahwa penonton mengalami kesulitan untuk keluar karena saling berdesak-desakan.

Setelah konser usai, kemacetan masih terjadi.

Karin dan temannya akhirnya memilih untuk naik ojek menuju tempat parkir di Kemayoran, meskipun harus membayar Rp 75.000.

“Gue digetok Rp 75.000, cengtri (bonceng bertiga). Menurut gue masih oke karena melihat situasi kemarin, jadi Rp 75.000 cincai lah,” jelasnya.

Meskipun mengalami kesulitan akses, Karin menilai bahwa Stadion JIS masih layak untuk menyelenggarakan konser besar.

“Indikasinya, stadion tak pengap selama konser berlangsung. Begitu juga dengan audio stadion yang masih terdengar jelas untuk posisinya yang berada di bangku tribun penonton,” katanya.

Namun, ia menekankan perlunya perbaikan akses jalanan menuju Stadion JIS.

“Kalau aksesnya begitu-begitu saja enggak ada pembenahan, ya harus dipikir ulang,” pungkasnya.

Author