INTERAKSI.CO, Jakarta – Lebih dari 400 warga Bangladesh terluka dalam protes yang sedang berlangsung mengenai kuota pekerjaan di pemerintahan. Bentrokan terjadi antara kelompok mahasiswa yang bersembrangan pendapat di negara itu.
Melansir CNBC Indonesia, awalnya, para pengunjuk rasa melakukan aksi damai pada hari Senin di dua universitas di ibu kota Dhaka ketika mereka diserang oleh aktivis mahasiswa lain dari partai berkuasa. Aktivis pro rezim itu bersenjatakan tongkat, batu, parang dan bom molotov.
Mengutip AFP, kekerasan tersebut merupakan ekslasi tiba-tiba dari protes yang sudah melanda negeri itu sejak dua minggu. Sebelumnya pemerintah dan pengadilan tinggi memang sudah melakukan sejumlah cara menghalangi kritikan dan meminta pelajar kembali ke perkuliahan.
“Sebanyak 297 orang dirawat di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Dhaka,” kata Inspektur polisi Bacchu Mia mengatakan kepada AFP, dikutip Selasa (16/7/2024).
“Sekitar 111 pengunjuk rasa lainnya di Universitas Jahangirnagar diobati di klinik medis di kampus dan rumah sakit terdekat,” tambahnya.
“Empat orang, termasuk seorang profesor yang terkena peluru karet,” kata sumber sebuah rumah sakit tempat korban dirawat.
Perlu diketahui, mahasiswa selama berminggu-minggu melakukan protes hampir setiap hari yang menuntut pemerintah menghapus sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah dan memperkenalkan skema berbasis prestasi.
Skema ini mencadangkan lebih dari separuh warga sipil yang bergaji tinggi untuk kelompok tertentu, termasuk anak-anak pahlawan dari perang pembebasan negara itu dari Pakistan pada tahun 1971.
Kritikus mengatakan sistem ini menguntungkan anak-anak dari kelompok pro-pemerintah yang mendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina. Sang PM telah memenangkan pemilu keempat berturut-turut pada bulan Januari setelah pemungutan suara tanpa adanya oposisi.
Polisi antihuru-hara pekan lalu berusaha membubarkan demonstrasi dengan gas air mata dan peluru karet, melukai sedikitnya 11 pelajar di kota Comilla di bagian timur.
Bentrokan yang terjadi pada hari Senin adalah kekerasan terburuk sejak kampanye dimulai, dan para aktivis di Universitas Jahangirnagar mengatakan bahwa mereka diserang tanpa ampun oleh anggota sayap mahasiswa Liga Awami yang berkuasa.
Sementara itu, Amnesty International dan pengawas hak asasi manusia mendesak Bangladesh untuk “segera menjamin keselamatan semua pengunjuk rasa yang damai”. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller juga mengecam “kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai”.
Di sisi lain, para pengunjuk rasa dari kampus universitas di seluruh negeri telah berjanji untuk melanjutkan demonstrasi lagi. Mereka akan menyerbu jalan-jalan Selasa malam ini.