Pemilu atau Pilkada, terlanjur dianggap kompetisi, layaknya perlombaan. Siapa pun yang unggul, dinyatakan sebagai pemenang, bukan terpilih. Apa makna dari keduanya? Pemenang layak dapat hadiah, sehingga dirayakan. Sedangkan terpilih, mendapat mandat atau amanah, agar segera ditunaikan. Padahal Pemilu atau Pilkada itu jelas sekali pemilihan, sehingga hasilnya adalah keterpilihan, bukan pemenang.

Setiap yang terpilih, dianggap paling mampu menunaikan amanah atau mandat. Sebaliknya, setiap yang menang, setelahnya hanya merayakan hasil kemenangan.

Karena terlanjur dipersepsi “menang”, maka harus dirayakan, tidak jarang dengan pesta pora. Perayaan atas kemenangan disebut selebrasi.

Selebrasi adalah suatu acara atau tindakan yang dilakukan untuk memperingati serta merayakan peristiwa, pencapaian, atau momen penting. Tujuannya untuk mengekspresikan emosi dan rasa senang.

Menjadi masalah, bila selebrasi seperti tak berkesudahan. Himung dan kahimungan, dalam bahasa Banjar bermakna senang dan kesenangan tiada tara.

“Kahimungan selebrasi” dapat menyebabkan lupa pada kerja nyata. Tapi begitulah, apa mau dikata. Karena terlanjur dianggap kemenangan, akhirnya lupa soal amanah, mandat dan beban tanggung jawab yang harus dipikul agar segera dituntaskan.

Lupa soal sampah yang menggunung. Lupa tentang sungai yang terancam musnah dan tidak mampu mengatasi ancaman banjir. Lupa keadaan lingkungan yang terus memburuk dan harus diantisipasi dengan cepat. Lupa soal berbagai masalah urban, mulai dari kemiskinan ekstrim yang melebar karena PHK – kehidupan warga yang “sakit pada kayap”. Lupa soal sulitnya lapangan pekerjaan. Lupa devisit anggaran yang menyebabkan peran dan tugas pemerintahan terganggu. Bahkan lupa menurunkan janji-janji kampanye, yang pada akhirnya hanya seperti gombal semata.

Menjadi kepala daerah, adalah menjadi pemimpin untuk menjawab semua persoalan tersebut. Bukan menjadi artis atau selebritis, yang “bearai” kesana kemari, kahimungan selebrasi merayakan kemenangan tak berkesudahan.

Seandainya keunggulan pada Pilkada tersebut dimaknai sebagai keterpilihan, pastilah semua persoalan yang ada di depan mata, tidak pernah dilupakan sebagai satu amanah dan mandat yang harus segera ditunaikan.

Apa artinya berlama-lama selebrasi, sementara yang ditunggu warga adalah kerja nyata?

Penulis: Noorhalis Majid

Author