Suasana akrab tercipta dari konsep sederhana: alas terpal biru, piring plastik berisi jagung rebus, hingga jajanan tradisional.

INTERAKSI.CO, Batulicin – Lagu Indonesia Raya Tiga Stanza berkumandang di bawah rindangnya pohon nangka. Nyanyian itu mengawali pelatihan public speaking bertajuk APBN: Ambil Positif, Buang Negatif, Sabtu (24/5/2025).

Puluhan pelajar dari SMAN 1 Karang Bintang dan sejumlah SMP mitra—SMPN 1, 3 Karang Bintang, serta SMPN 8 Mantewe—duduk melingkar secara lesehan.

Suasana akrab tercipta dari konsep sederhana: alas terpal biru, penampilan seni dan sastra, piring plastik berisi jagung rebus, hingga jajanan tradisional. Sebuah spanduk sederhana bertuliskan “APBN” terpajang di sudut lokasi.

Konsep ini, menurut narasumber Puja Mandela, mengingatkannya pada semangat Majelis Hahahihi—komunitas seni yang aktif menggelar diskusi terbuka di Hutan Kota Kapet pada 2016–2020.

“Suasananya familiar, seperti ketika kami dulu duduk lesehan berdiskusi seni dan budaya di Majelis Hahahihi,” kenang jurnalis dan penulis buku Tak Semua Hal Harus Masuk Akal itu.

Dalam sesi yang berlangsung hangat dan cair, Puja berbagi ilmu soal teknik berbicara di depan umum. Ia menekankan bahwa public speaking adalah keterampilan penting di era informasi, terutama bagi jurnalis modern.

“Sekarang, jurnalis tak hanya dituntut menulis dengan baik. Mereka juga harus bisa membuat konten dan tampil percaya diri saat berbicara di depan publik,” tegasnya.

Pelatihan ini disambut antusias peserta. Tanya jawab pun berlangsung seru. Mereka tidak hanya diajarkan teknik vokal dan gestur, tapi juga bagaimana menyusun argumen, menyampaikan pendapat secara santun, dan membangun komunikasi positif.

“Materi ini memang banyak diminta oleh siswa. Mereka ingin tahu cara berbicara yang baik di depan orang banyak,” ujar Arif Rachman, pembina OSIS SMAN 1 Karang Bintang, yang juga salah satu pendiri Majelis Hahahihi.

Ketua OSIS, Diva Nuraini, mengaku senang mengikuti kegiatan ini.

“Pelatihan ini keren dan seru banget. Kita jadi tahu gimana cara ngomong di depan umum. Harapannya, acara seperti ini bisa lebih sering digelar. Apalagi, kita jarang banget diskusi langsung bareng teman-teman dari SMP juga,” ujarnya.

Senada dengan Diva, Arif Rachman berharap pelatihan ini bisa menjadi awal dari gerakan literasi komunikasi di sekolah.

“Melihat semangat para peserta, termasuk adik-adik SMP, saya yakin kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan. Semoga jadi langkah awal mencetak generasi muda yang percaya diri dan komunikatif,” pungkasnya.

Kegiatan juga diramaikan dengan pembacaan puisi dari Lalu Arifin dan Ayu Sita, menyanyi oleh Natasha dan pencak silat dari Annisa.

Penulis: Diva Nuraini & Lalu Arifin M.

Author