INTERAKSI.CO, Batulicin – Sudah cukup lama pihak Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) Tanah Bumbu tak bertatap wajah dengan para wartawan.
Pada Kamis (19/9) siang, kedua belah pihak bertemu dalam suasana yang intens, hangat, sedikit ada perdebatan, tetapi penuh kehangatan.
“Sudah lama sekali kita tidak berkumpul dalam suasana seperti ini,” ucap Kepala Diskominfo SP Tanah Bumbu, Al Husain Mardani.
Di samping kanan Husain, ada Imi Surya Putera. Dia adalah Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Tanah Bumbu. Ada pula Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Tanah Bumbu, Zainal Hakim.
Di samping kirinya, duduk seseorang yang humoris dan penuh kelakar saat menjadi moderator dalam pertemuan itu. Dia adalah Akhmad Salehuddin. Mantan Direktur LPPL Radio Swara Bersujud itu kini menjabat sebagai Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik.
Berjarak beberapa kursi, ada Nanang Rusmani, mantan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Tanah Bumbu yang dikenal begitu peduli dengan nasib para pekerja pers di Bumi Bersujud. Ada juga sejumlah wartawan lain, termasuk anggota Persatuan Wartawan Indonesia.

Fokus obrolan pada pagi menjelang siang itu ada pada pembentukan press room dan rencana pendirian paguyuban wartawan yang menaungi seluruh jurnalis di Tanah Bumbu tanpa melihat latar belakang organisasinya.
Kendati ada perbedaan pendapat, tetapi umumnya seluruh wartawan setuju soal pembentukan press room dan pendirian paguyuban wartawan dengan struktur organisasi yang baru.
Baca juga: [EKSKLUSIF] Primitive Monkey Noose Bicara Musik, Politik Menggelitik, dan Rencana Besar 2024
Baca juga: SJI Kalsel 2024 Ditutup: Rini Dwi Masmuda Raih Poin Tertinggi
Jika melihat di Pemkot Banjarbaru, press room berfungsi sebagai wadah koordinasi pemberitaan, termasuk jika ada kebutuhan pemerintah untuk mengajak wartawan melakukan liputan di luar daerah. Lalu, menyampaikan jadwal kegiatan hingga koordinasi soal pemberian insentif.
Di Tanah Bumbu, kendati ‘press room’ secara tidak langsung sudah ada sejak dahulu, tetapi fungsinya memang belum optimal. Komunikasi paling intens antara pemerintah dan wartawan hanya pernah terjadi di era Bupati Mardani H Maming. Hal itu juga ditegaskan oleh Nanang Rusmani di dalam forum.
Akhmad Salehuddin sudah menduga pertemuan ini akan menciptakan banyak ‘perdebatan’, terutama saat para wartawan berdebat apakah paguyuban yang akan dibentuk menggunakan nama lama atau menggunakan identitas baru.
Namun, apapun itu, dia berharap komunikasi antara pemerintah dan wartawan terus terjalin dengan baik. “Semoga pertemuan ini tidak justru menciptakan masalah, tetapi menjadi berkah,” kata pria yang menggemari musik jazz itu.
Penulis: Puja Mandela