INTERAKSI.CO, Washington, D.C. — Elon Musk resmi mengakhiri kiprahnya sebagai pegawai pemerintah khusus di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Rabu malam (28/5/2025) waktu setempat.
Musk sebelumnya menjabat di Departemen Efisiensi Pemerintahan AS (DOGE), sebuah posisi yang memungkinkan dirinya bekerja hingga 130 hari per tahun di pemerintahan federal. Namun kepergiannya kali ini dinilai cukup mendadak dan penuh tanda tanya.
Meski alasan resmi belum diungkap secara lengkap, kepergian Elon Musk terjadi sehari setelah kritik tajamnya terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran yang diajukan pemerintahan Trump.
Baca juga: Inggris Hentikan Perundingan Dagang dengan Israel
Dalam wawancara bersama CBS News, Musk menyebut RUU tersebut “besar dan indah,” namun menambahkan sinis, “RUU bisa jadi besar, atau indah, tapi tidak bisa dua-duanya.”
RUU anggaran itu diketahui mencakup pemotongan pajak dalam skala besar serta peningkatan anggaran pertahanan secara signifikan, yang diperkirakan akan membengkakkan defisit anggaran nasional.
Musk menilai arah kebijakan ini bertolak belakang dengan prinsip DOGE, yaitu mengurangi pengeluaran negara dan merampingkan birokrasi.
“Saya rasa ini justru merusak kerja keras yang sudah kami lakukan,” kata Musk kepada AFP.
Menurut laporan Reuters, tidak ada pembicaraan resmi antara Elon Musk dan Presiden Trump sebelum pengunduran dirinya diumumkan.
Beberapa pejabat senior Gedung Putih, termasuk Stephen Miller, dilaporkan meradang atas komentar Musk dan segera melakukan konsolidasi dengan senator Partai Republik untuk mengamankan dukungan terhadap RUU.
Sejak awal 2025, Elon Musk memimpin DOGE dengan misi besar: memangkas anggaran dan merampingkan birokrasi federal. Selama masa jabatannya, DOGE mencatat pengurangan sekitar 260.000 posisi dari total 2,3 juta pegawai sipil federal.
Namun, langkah ini tak lepas dari kontroversi. Sejumlah pemecatan dianggap tidak tepat sasaran, bahkan melibatkan individu penting dalam program strategis seperti proyek nuklir nasional.
Meski ditinggal tokoh utamanya, Gedung Putih memastikan bahwa program DOGE akan terus berjalan.
Beberapa sekretaris kabinet dilaporkan tengah berdiskusi mengenai arah baru DOGE, termasuk kemungkinan mempertahankan infrastruktur yang telah dibangun atau mengembalikan kontrol lebih besar ke masing-masing departemen.