INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Arul Efansyah, yang memiliki nama asli Chairul Efansyah, adalah salah satu ikon musik rock Indonesia dengan julukan yang tak biasa: “Arul, The Seven Octave.”
Julukan ini diberikan karena jangkauan vokalnya yang luar biasa hingga tujuh oktaf. Lahir di Banjarmasin pada 5 Agustus 1964, Arul telah menorehkan sejarah panjang sebagai vokalis grup metal legendaris Power Metal, dan kini menjadi bagian dari band XREAL.
Kesuksesan Arul di dunia musik rock dimulai saat ia bergabung dengan band Big Boys. Pada tahun 1989, mereka mewakili Banjarmasin dalam Festival Rock se-Indonesia V yang diadakan di Surabaya. Festival ini digagas oleh promotor rock ternama, Log Zhelebour.
Dalam ajang tersebut, Arul berhasil menyabet predikat The Best Vocalist melalui lagu “Polusi Kehidupan.” Lagu ini kemudian menjadi populer setelah masuk dalam album kompilasi finalis Festival Rock yang dirilis oleh Logiss Records, label milik Log Zhelebour. Keberhasilan ini mengangkat nama Arul bersama bandnya, Big Boys, di kancah musik nasional.
Pada tahun yang sama, band Power Metal dari Surabaya meraih juara pertama Festival Rock se-Indonesia V. Namun, pada tahun 1990, vokalis mereka, Pungky Deaz, hengkang saat Power Metal tengah bersiap untuk Tour Raksasa bersama God Bless. Arul pun dipilih untuk menggantikan posisi Pungky.
Debutnya bersama Power Metal dimulai dengan album Power One yang dirilis pada tahun 1991. Album ini mendapatkan sambutan luar biasa dari penggemar musik rock dan melahirkan sejumlah hits seperti “Angkara,” “Satu Jiwa,” “Pengakuan,” “Bayangan Dirimu,” “Malapetaka,” dan “Cita Yang Tersita.”
Arul menjadi vokalis utama Power Metal selama lebih dari dua dekade, menghasilkan sepuluh album bersama band tersebut dari tahun 1991 hingga 2016.
Keberadaannya di Power Metal tak hanya memperkuat band tersebut sebagai salah satu legenda rock Indonesia, tetapi juga membuktikan dirinya sebagai salah satu vokalis terbaik yang pernah dimiliki negeri ini.
Kini, dengan bergabung di band XREAL, Arul terus membawa semangat rock yang telah ia hidupkan selama puluhan tahun, sekaligus menjaga julukannya sebagai vokalis dengan suara “tujuh oktaf” yang tak tergantikan.
