INTERAKSI.CO, Yerusalem – Israel akhirnya berhasil keluar dari kebakaran hebat yang melanda kawasan perbukitan di Yerusalem selama hampir 30 jam.
Kabar ini disampaikan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel Kamis malam (1/5) mengutip Liputan 6.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan menyatakan bahwa Israel berada dalam status darurat akibat kebakaran tersebut.
Beberapa jam sebelum pengumuman itu, pihak berwenang telah membuka kembali jalan dan jalur kereta api. Warga yang mengungsi juga diizinkan kembali ke rumah masing-masing.
Dinas pemadam kebakaran menyatakan para petugas akan terus memantau lokasi dengan intensitas lebih rendah untuk mencegah kebakaran baru. Mereka juga sedang menyelidiki penyebab kebakaran yang tergolong salah satu yang terbesar dalam sejarah Israel.
Jewish National Fund melaporkan kebakaran tersebut menghancurkan sekitar 20.000 dunam (5.000 hektar) lahan. Sekitar 13.000 dunam (3.000 hektar) di antaranya berupa hutan, termasuk 70% Taman Kanada di Tepi Barat. Skala kerusakan ini setara dengan kebakaran Carmel tahun 2010, meski kebakaran di Yerusalem tidak menyebabkan korban jiwa serius, berbeda dengan kebakaran Carmel yang menewaskan 44 orang.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh warga Palestina melakukan pembakaran dan mengklaim 18 orang telah ditangkap.
Namun, polisi menyatakan baru menangkap tiga tersangka. Media berbahasa Ibrani melaporkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan kebakaran kemungkinan besar disebabkan oleh kelalaian pendaki, bukan aksi pembakaran.
Channel 13 melaporkan jumlah pendaki yang melewati kawasan Mesilat Zion—lokasi awal kebakaran—meningkat pada Rabu (30/4) sebelum kebakaran terjadi. Dinas pemadam kebakaran juga menduga bahwa kebakaran tambahan yang terjadi belakangan bisa merupakan aksi pembakaran.
Menanggapi laporan tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan menyatakan penyelidikan masih dalam tahap awal dan belum dapat memastikan penyebab kebakaran.
Sementara itu, Presiden Isaac Herzog menyampaikan dalam peringatan Hari Kemerdekaan di kediamannya di Yerusalem bahwa kebakaran tersebut merupakan bagian dari krisis iklim yang tidak boleh diabaikan.
“Kita harus bersiap menghadapi tantangan besar dan membuat keputusan penting, termasuk legislasi yang tepat,” ujar Herzog. Ia juga berterima kasih kepada para petugas yang mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan warga dan mengendalikan kobaran api.
Saat kebakaran meluas, sejumlah akun media sosial dari warga Palestina menyerukan aksi pembakaran lanjutan.
Netanyahu menyatakan bahwa kebakaran tersebut mencerminkan adanya pihak yang mengaku mencintai tanah ini, namun justru membakarnya.